Palangkaraya Bersiap Menyambut Keputusan Pemindahan Lokasi Ibu Kota Negara Ini

Ibu kota Indonesia akan di pindahkan dalam waktu tidak kurang dari satu tahun. Banyak provinsi dan daerah yang menjadi sasaran berhijrahnya ibu kota dari Jakarta ini. Jika di pantau hingga kini para tim penyelidik masih melakukan pengamatan terhadap biaya dan lahan yang akan di gunakan ibu kota nanti.

Pertimbangan tidak hanya masalah biaya namun juga mempertimbangkan kelestarian dan hubungan terhadap penduduk lokal tentang masalah pemindahan ibu kota ini. Jika ibu kota jadi di pindah ke suatu tempat maka orang yang ada di tempat itu harus bisa menerima keputusan pemimpin negara ini dengan baik dan mematuhinya.

Sekarang ini Palangkaraya menjadi sorotan para tim penyelidik. Orang-orang Palangkaraya di suruh tetap siaga dan mempersiapkan segala sesuatunya jika keputusan sudah bulat di pindahkan kesana. Suku Dayak harus siap dengan ibu kota yang baru ini, mungkin mereka akan berhadapan dengan sulitnya mencari lapangan pekerjaan dan bagaimana mereka bersosialisasi ketika banyak orang datang ke sana. Jadi demi kenyamanan kehidupan masyarakat Dayak perlu di berlakukan pelatihan untuk mendongkrak SDM masyarakat dayak dan sekitarnya agar tidak kalah saing dengan para pendatang yang akan mereka hadapi kelak jika sudah di putuskan untuk berpindah ke kota Palangkaraya.

Namun hal ini masih di pertimbangkan kembali mengingat banyaknya adat istiadat yang unik di sana. Karena itu menjaga kelestarian dan kealamian alam juga menjadi prioritas negara Indonesia. Namun masyarakat dayak masih tetap di suruh bersiaga saja.

Selain itu juga, kata Halikinnor, ada Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 13 Tahun 2009 tentang Tanah Adat dan Hak-Hak Adat di Atas Tanah di Provinsi Kalimantan Tengah.

"Kita tetap menghormati hukum nasional dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Masyarakat Dayak selalu terbuka dan menghargai tamu atau pendatang yang memiliki niat baik untuk bersama. Tapi kalau disakiti, tentu masyarakat Dayak bersikap dan pantang menyerah," kata dia yang di kutip dari liputan 6.

Dengan begitu pihak negara juga akan mempertimbangkan resiko yang akan di hadapi nantinya.